Sontak kepanikan warga langsung meningkat, sensitifitas pasca bencana gempa bumi dan tsunami disejumlah wilayah Indonesia yang bericirkan awan sejenis. “Gempa Yogya” dan “Gempa Aceh” pun kabarnya ditingkahi awan aneh memanjang. Fenomena “awan gempa” itu telah dipercaya, menjadi pertanda akan munculnya gempa bumi. Ciri-ciri awan gempa diantaranya, mucul tiba-tiba, muncul dari suatu titik tertentu yang posisinya tetap dan bentuknya berbeda dengan awan hasil konsiderasi(cirrus, stratus dan cumulus).
Pihak Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) langsung mengklarifikasi, bahwa awan tersebut adalah awan cirrus. Bentuk awan dipengaruhi angin dan kelembapan pada lapisannya. Apakah benar awan mirip asap pesawat jet itu awan biasa? Sesungguhnya, awan aneh tersebut akan membawa malapetaka di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Asap itu tidak lain adalah Ethylene Bromide dan debu micro fiber yang sengaja disebarkan pesawat asing. Analisis ini dikemukakan pengamat intelijen Jerry D. Gray.
Jerry menyatakan, awan aneh itu merupakan jejak-jejak kimia (chemical trails/ chemtrails) yang berisi aerosol bermuatan virus maut. Chemtrails sesungguhnya berbeda dengan Contrail (asap dari pesawat jet biasa). Chemstrail dihasilkan dari mesin pesawat jet yang terbang dengan ketinggian 33 ribu kaki dan terendah dalam ribu kaki dengan kandungan zat beracun salah satunya seperti yang sebutkan sebelumnya. Dan memiliki cirri-ciri khusus diantaranya, berbentuk asap putih kekuningan, tipis melebar, lurus kebelakang pesawat, membentuk garis panjang melintasi awan dan tidak cepat hilang.
Sedangkan Contrail adalah normal berwujud Kristal es lembut yang terbentuk oleh mesin pesawat pada ketinggian 31 ribu kaki atau lebih.
Jika ketinggian di bawah 31 ribu kaki, jejak konsiderasi tidak akan terbentuk di belakang pesawat.
Lantas apa maksud dari penyemprotan Chemtrail yang dilakukan oleh pesawat asing diatas langit Jakarta ? Analisis pengamat intelijen Jerry D. Gray mengemukakan, hal tersebut merupakan realisasi dari Depopulation Program (Program Pengurangan Populasi Dunia)
Khusus penyemprotan Chemtrails pada Maret 2009 dilakukan untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi.
Jerry D Gray yang mantan anggota USAF , menyikapi kurang awasnya pemerintah dan masyarakat Indonesia melihat penggunaan senjata biologi yang mengancam kedaulatan Indonesia.
“Pihak asing yang ingin ‘menguasai’ negara ini tidak perlu melakukan perang yang mahal. Tetapi, cukup dengan melemahkan kesehatan penduduknya melalui zat-zat kimia”, terang Jerry.
“Kontrol populasi”, itulah sepertinya yang hendak dituju. Langkah ini merupakan bagian dari operasi intelijen depopulasi yang dijalankan oleh kelompok New World Order dengan mengadopsi skenario kaum Pagan. Kaum Pagan telah menetapkan, bahwa program depopulasi akan digelar intens mulai Desember 2012. Ini semua dilakukan guna mewujudkan populasi dunia sebatas 500.000.000 jiwa saja. Sungguh ide gila.
Sumber: http://mengenalsecretsocieties.blogspot.com/