Iran, Negeri Asalnya Dajjal
Oleh: Heriyanto Chanra | 23 August 2012 | 06:33 WIB
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda, yakni: Pertama, asap. Kedua, Dajjal. Tiga, binatang melata di bumi. Empat, terbitnya matahari sebelah barat. Lima, turunnya Nabi Isa AS. Enam, keluarnya Yakjuj dan Makjuj. Tujuh, gerhana di timur. Delapan, gerhana di barat. Sembilan, gerhana di jazirah Arab dan terakhir, keluarnya api dari Kota Yaman dan menghalau manusia ke tempat penggiringan mereka.”
Kemunculan Dajjal
Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami. “Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. ” [Jami' Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min Aina Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495. Al-Albani berkata, "Shahih. " Vide: Shahih Al-Jami' Ash-Sha-ghir 3: 150, hadits nomor 3398].
Dari Anas Radhiyalahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. ” [Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata, "Shahih. " Periksa: Fathul-Bari 13: 328). Ibnu Hajar berkata, "Adapun mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur. " (Fathul-Bari 13: 91)].
Di Manakah Khurasan?
Secara geografis Ashbahan terletak di provinsi Ishfahan di Iran modern. Tepatnya di sebelah barat provinsi Khurasan. Di provinsi Ishfahan sendiri terdapat kota bernama Ishfahan. Menurut Abu Nu’aim, salah satu desa yang masuk dalam daerah Ishfahan ada yang bernama al-Yahudiyyah karena penduduknya khusus orang Yahudi sampai zaman Ayyub bin Ziyad penguasa Mesir pada masa Khalifah Al-Mahdi ibnul-Manshur al-Abbasi. Pada zaman itu kaum muslimin mulai masuk ke desa itu sehingga orang – orang yahudi terdesak.
Pada waktu penaklukan Persia oleh Khalid bin Walid dan Sa’ad bin Abi Waqqas, para sahabat menjumpai komunitas yahudi di Persia. Para tentara Islam sempat bertemu dengan komunitas Yahudi tersebut. Abu Nu’aim meriwayatkan dalam buku berjudul Tarikh Ashbahan (hlm. 387-388). “Ketika kami menaklukkan Ashbahan, maka jarak antara laskar kami dengan Yahudi hanya satu farshakh. Kami mendatangi tempat itu dari arah yang sesuai dengan pilihan kami. Pada suatu hari saya datang ke sana, ternyata orang – orang yahudi sedang berpesta dan memukul gendang. Lalu, saya bertanya pada teman saya dari golongan mereka. Kemudian dia menjawab, “Raja kami yang kami mintai pertolongan untuk mengalahkan bangsa Arab sedang tiba…” (Wisnu Sasongko, Armageddon Peperangan Akhir Zaman).
Iran Terkini
Isfahan adalah kota terbesar Yahudi di Iran, dan pusat pembangkit nuklir Iran pada masa kini. Meskipun Pemerintah Iran membantah bahwa pihaknya mengembangkan nuklir, namun beberapa sumber–seperti yang dilansir Fars, kantor berita (alternatif) Iran–mengemukakan bahwa Iran tengah serius ‘mempersenjatai’ diri (dengan nuklirnya tersebut).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir Iran merupakan pusat pengembangan teknologi nuklir terbesar di dunia dengan mempekerjakan 3.000 ilmuwan. Pada tahun 1975, Iran menandatangani kerjasama dengan Perancis untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir di Isfahan. Para personilnya pengoperasian reaktor nuklir dilatih di Universitas Isfahan. Hasilnya, di tahun 1977 Iran telah memproduksi sebuah reaktor. Dengan bantuan Perancis, pada tahun 1980 Iran telah mengembangkan beberapa fasilitas pendukung proyek nuklir tersebut di Isfahan.
Selain itu, Angkatan Udara Iran telah memulai pembangunan pangkalan udara terbesar di dunia yang terletak di kota Abadeh, selatan Iran. Seperti yang dilansir Kantor Berita Iran (IRNA), Angkatan Udara Iran telah mengalokasikan dana sekitar 24,5 juta USD untuk proyek yang direncanakan akan dibangun di atas area seluas 200 hektar, Selasa (21/8).
Iran menyiapkan dengan baik penguatan untuk membela kepentingan nasional dan menjaga keutuhan wilayahnya. Kebijakan tersebut untuk mempertahankan serangan dari negara lain. Seperti disampaikan Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi, Rabu (22/8), peralatan pertahanan Iran cukup mumpuni membalas setiap serangan negara tetangga. Musuh mereka akan menghadapi benteng kuat jika berani berkonfrontasi dengan Iran. Karena itu, Vahidi menyebut perlunya mempersiapkan pertahanan negara. Mengenai kehadiran kekuatan asing di wilayah tersebut, Vahidi mengatakan kehadiran mereka justru mengguncang wilayah dan menempatkan keamanan kawasan Timur Tengah dalam risiko.